ISLAM PRODUK BUDAYA
Rabu, 27 November 2013
1
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagaimana agama terakhir, Islam di ketahui memiliki karakteristik yang khas di bandingkan dengan agama-agama dating sebelumnya. Melalui berbagai literatur yang berbicara tentang islam dapat di jumpai uraian mengenai, islam sebagai produk budaya yang perlu di kaji secara seksama. Sehingga dapat dihasilkan pemahaman Islam yang komprehensif hal ini perlu dilakukan, karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan ke-Islaman yang bersangkutan. Kita barang kali sepakat terhadap kualitas ke-Islaman seseorang benar-benar komprehenshif dan berkualitas. Dan untuk bagian ini kita akan membicarakan Islam sebagai produk budaya hal ini perlu diketahui agar kita dapat menjawab pertanyaan atau persoalan Islam dan kebudayaan. Diantara pertanyaan apakah pengertian budaya? Pertanyaan ini penting di kaji agar kita dapat memahami Islam dan budaya secara komprenhenshif disamping itu kitapun akan mencoba untuk mengungkap hubungan terhadap pendekatan study budaya.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Budaya?
2. Bagaimana budaya dalam tujuan islam?
3. Bagaimana pendekatan study budaya?
Tujuan
1. Untuk memahami tentang budaya
2. Untuk mengetahui budaya dalam tujuan islam
3. Untuk mengetahui pendekatan study budaya
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Budaya
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 149, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.[1] Menurut S. Takdir Alisyahbana,[2] kebudayaan mempunyai beberapa pengertian :
1. Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi.
3. Kebudayaan adalah cara, aturan, dan jalan hidup manusia.
4. Kebudayaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan persoalan.
5. Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
6. Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa budaya adalah suatu akal pikiran manusia yang menjadikan suatu hukum adat istiadat tertentu yang harus di patuhi.
Sedangkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang menjadikan manusia bisa bergaul dengan masyarakat dengan aturan atau cara yang bisa diterima oleh masyarakat tertentu.
Ternyata kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas berbagai unsur besar dan unsur kecil yang merupakan satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut:[3]
a. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan yang paling utama).
d. Organisasi kekuatan.
Dengan demikian kebudayaan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Berbagai kekuatan yang dihadapi manusia seperti kekuatan alam dan kekuatan lainnya tidak selalu baik baginya. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau alat kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat. Teknologi ini paling sedikit meliputi tujuh unsur, seperti : alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, alat transformasi.
Budaya dalam Tujuan Islam
Seperti yang kita ketahui, islam berasal dari Timur Tengah. Kepercayaan kepada satu tuhan berkembang sampai saat ini. Budaya sebagai alat untuk menarik minat para umat supaya memeluk agama islam. Dalam ajaran islampun banyak diadopsi dari budaya bangsa arab seperti haji dan qurban. Bahasa dalam Al-Qur’anpun juga menggunakan bahasa arab, mungkin jika Al-Qur’an turun di jawa maka akan berbahas jawa.
Nabi Muhammad dalam meghadapi adanya berita memiliki banyak istri merupakan salah satu tradisi dalam kehidupan orang arab. Diceritakan setelah Khadijah meninggal, Rasulullah menikah lagi dengan para janda melainkan satu wanita saja yakni Aisyah Binti Abu Bakar. Kita tidak boleh mengkaburkan fakta bahwa Rasulullah tertarik dan menikmati bersama wanita juga sebagai teman dan pasangan hidup[4]
Islam datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.[5]
Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam, yaitu: Pertama, kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam. Dalam kaidah fiqh disebutkan : “ al adatu muhakkamatun “ artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syareat. Kedua, kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam , kemudian di “rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukan syair-syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ketiga, kebudayaan yang bertentangan dengan Islam. Seperti, budaya “ngaben“ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita, dan secara besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yang meninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya, dalam “ tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar, karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang luas.[6]
Pendekatan Study Budaya
Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau dipertemukan dengan budaya dan dunia modern,agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dengan tujuan tersebut, maka studi Islam akan menggunakan cara pendekatan yang sekiranya relevan.[7]
Memahami suatu agama diperlukan berbagai pendekatan diantaranya melalui pendekatan teologis normatif, antopologis, sosiologis, historis, filosofis, dan kebudayaan. Hal itu dilakukan agar melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya. Sebaliknya, tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, tidak mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat dan tidak fungsional.[8]
Pendekatan teologis normatif adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau simbol-simbol keagamaan, yang masing-masing mengklaim dirinya paling benar, sedangkan yang lain adalah salah. Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pendekatan sosiologis dapat diartikan sebagaimana pendekatan agama melalui ilmu-ilmu sosial, karena di dalam agama banyak timbul permasalahan sosial. Melalui pendekatan ini agama dapat dipahami dengan mudah karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Pendekatan historis adalah pendekatan agama melalui ilmu sejarah. Pendekatan filosofis dapat diartikan sebagai upaya pendekatan agama melalui ilmu filsafat dengan tujuan agama dapat dimengerti dan dipahami dengan seksama. Pendekatan kebudayaan adlah pendekatan melalui budaya seperti kepercayaan, kesenian, adat istriadat. Misalnya cara berpakaian di saat resepsi pernikahan, kehidupan sehari-hari, pergaulan antara pria dan wanita dan upacara keagamaan.
Dalam pendekatan budaya terhadap agama terdapat beberapa kegunaan yaitu:
1. Sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya.
2. Sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut.
3. Seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut.
Permulaan berkembangnya Islam diIndonesia, dirasakan demikian sulit untuk mengantisipasi adanya perbedaanantara ajaran Islam dengan kebudayaan Arab. Tumbuh kembangnya Islam di Indonesia diolah sedemikian rupa oleh para juru dakwah dengan melalui berbagai macam cara, baik melalui bahasa maupun budaya seperti halnya dilakukan oleh para wali Allah di Pulau Jawa. Para wali Allah tersebut dengan segala kehebatannya dapat menerapkan ajaran dengan melalui bahasa dan budaya daerah setempat, sehingga masyarakat secara tidak sengaja dapat memperoleh nilai-nilai Islam yang pada akhirnya dapat mengemas dan berubah menjadi adat istiadat di dalam hidup dan kehidupan sehari-hari dan secara langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan bangsa Indonesia.
Ajaran-ajaran Islam yang bersifat komprehensif dan menyeluruh juga dapat disaksikan dalam hal melaksanakan hari raya Idul Fitri 1 Syawal yang pada awalnya sebenarnya dirayakan secara bersama dan serentak oleh seluruh umat Islam dimanapun mereka berada, namun yang kemudian berkembang di Indonesia bahwa segenap lapisan masyarakat tanpa pandang bulu dengan tidak memandang agama dan keyakinannya secara bersama-sama mengadakan syawalan (halal bil halal) selama satu bulan penuh dalam bulan syawal, hal inilah yang pada hakikatnya berasal dari nilai-nilai ajaran Islam, yaitu mewujudkan ikatan tali persaudaraan di antara sesama handai tolan dengan cara saling bersilaturahmi satu sama lain, sehingga dapat terjalin suasana akrab dalam keluarga.
Berkaitan dengan nilai-nilai Islam dalam kebudayaan Indonesia yang lain, juga dapat dikemukakan yaitu sesuai dengan perkembangan zaman terutama ciri dan corak bangunan masjid di Indonesia yang juga mengalami tumbuh kembang, baik terdiri dari masjid-masjid tua maupun yang baru dibangun, misal: masjid-masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, pada umumnya hampir mirip dengan bentuk joglo yang berseni budaya Jawa. Perkembangan budaya Islam yang terdapat pada masjid, secara nyata dapat ditunjukkan yaitu adanya masjid-masjid tua yang kemudian diperbaiki dengan ditambah konstruksi baru atau mengganti tiang-tiang kayu dengan tiang batu atau beton, lantai batu dengan ubin dan dinding sekat dengan tembok kayu.[9]
BAB III
KESIMPULAN
Dalam uraian makalah tentang islam sebagai produk budaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sebagai kebudayaan islam manusia berlandasan pada nilai-nilai tauhid. Budaya dijadikan sebagai alat untuk menarik minat para umat supaya memeluk agama islam.Selainitu, untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasar yang bersifat hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau dipertemukan dengan budaya dan dunia modern.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.Hakim, Atang, JaihMubarok.MetodologiStudi Islam. 1999. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Ahmad Taufik, Weldan, Dimyati Huda. MetodologiStudi Islam. 2004. Malang: Bayumedia Publishing.
An Najah, Ahmad Zain. 2013. Relasi Antara Islam dan Kebudayaan. (diambi dari http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/08/relasi-antara-islam-dan-kebudayaan/ tanggal 31 Oktober 2013)
Assegaf, Abd. Rahman.Studi Islam Kontekstual. 2005. Yogyakarta: Gama Media.
John L. Esposito. Islam Actual. 2005. Depok: Inisiasi Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Muhaimin dkk. Kawasan dan wawasan studi Islam. 2005. Jakarta: Prenada media.
Taufik, Akhmad. Metodologi Studi Islam. 2004. Malang: Bayumedia Publishing.
[1] KBBI hlm. 149
[2]Atang Abd.Hakim, Jaih Mubarok,Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999) hlm. 28
[3]Ibid, hlm. 31
[4] Esposito, John L. “ISLAM AKTUAL”. (Depok: Inisiasi Press) 2005 h.14-15
[5]An Najah, Ahmad Zain. 2013. Relasi Antara Islam dan Kebudayaan. (diambil dari http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/08/relasi-antara-islam-dan-kebudayaan/ tanggal 31 Oktober 2013)
[6]Ibid.
[7]Muhaimin dkk,Kawasan dan wawasan studi Islam, (Jakarta: Prenada media, 2005) hlm. 12
[8]Akhmad Taufik, Metodologi Studi Islam, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004) hlm.13
[9]Atang Abd.Hakim,Jaih Mubarok,Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999) hlm. 43
1 komentar:
yamaha【Malaysia】 Merit casino login【WG98.VIP】
merit 메리트카지노 casino worrione login【WG98.VIP】 kadangpintar
Posting Komentar